Biasanya sih pengguna Android melakukan reset factory pada ponselnya bertujuan untuk menghapus Malware yang telah bersarang di ponselnya.
Namun akhir-akhir ini ditemukan malware spesies baru yang lebih ganas. Ganasnya Malware ini adalah Malware tersebut tidak akan hilang bila samrtphone Android mu sudah melakukan Reset Factory.
Malware ini biasa menyelipkan dirinya dalam aplikasi-aplikasi populer yang sudah dimodifikasi. Aplikasi tersebut akan mempunyai pengalaman pengguna yang sama dengan aplikasi asli.
Si pengguna tak akan menyadari bahwa mereka tengah menggunakan aplikasi yang sudah terinfeksi malware. Karena dalam banyak kasus, aplikasi abal-abal itu juga mempunyai fungsi yang sama persis dengan aplikasi asli.
Namun di balik itu, sebenarnya malware ini sangatlah berbahaya. Ia akan secara otomatis akan mendapatkan level akses root ponsel begitu aplikasinya terinstal. Lalu si malware akan mengubur dirinya dalam-dalam di sistem operasi.
Saat ini terjadi, sudah tak ada lagi yang bisa dilakukan oleh pengguna ponsel. Satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi malware ini adalah dengan mempensiunkan ponsel dan membeli ponsel lain, atau sering disebut dengan istilah lem biru (lempar beli baru).
Ada tiga exploit yang saat ini sudah ditemukan, yaitu Shedun, Shuanet, dan ShiftyBug. "Bagi orang-orang yang terinfeksi Shedun, Shuanet, dan ShiftyBug, lebih baik mereka pergi ke toko dan membeli ponsel anyar," tulis peneliti dari Lookout dalam posting blognya.
Lookout adalah lembaga peneliti keamanan ponsel yang menemukan tiga exploit tersebut. Mereka menyebut saat ini ada lebih dari 20 ribu aplikasi yang sudah terinfeksi trio malware itu, dan semuanya berasal dari aplikasi non Google Play Store.
"Tiga adware ini (secara otomatis) me-root perangkat dan menginstal dirinya di dalam sistem aplikasi, yang membuatnya hampir tak mungkin untuk dihapus, biasanya memaksa korbannya untuk mengganti ponsel," lanjut para peneliti tersebut.
Ya, malware ini tergolong sebagai adware. Maksudnya, aplikasi ini akan menyusupkan iklan ke perangkat-perangkat yang sudah terinfeksi, dikutip AOS dari Arstechnica, Senin (9/11/2015).
0 komentar:
Post a Comment