Smartphone sudah sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari sebagian besar orang. Tahun depan, sebanyak dua miliar orang di dunia diprediksi sudah mengenggam ponsel pintar.
Kebiasaan terhubung dan selalu update sudah menjadi rutinitas hampir semua pengguna smartphone. Hal ini membuat mereka tak jarang merasakan kecemasan ketika tidak berdekatan dengan perangkat tersebut untuk waktu tertentu. Kecemasan itulah yang disebut dengan nomophobia.
Seperti diberitakan Phone Arena, Sabtu (21/11/2015), nomophobia bisa menghinggapi siapa saja dan di mana saja ketika seseorang merasa tidak nyaman tanpa handset-nya. Penyebabnya bisa jadi smartphone mereka kehabisan paket data, daya baterai habis, tidak ada koneksi, atau smartphone yang tertinggal.
Menurut data hasil penelitian, 20 persen warga Amerika Serikat yang berusia 18–34 tahun menggunakan smartphone ketika bercinta, ketika berada di dalam kamar mandi, atau di dalam mobil. Survei yang dilakukan Versapak menyebutkan bahwa 41 persen warga Inggris merasakan nomophobia, sedangkan 51 persennya mengalami nomophobiaekstrem.
Mr Leon Edwards dari Versapak menyatakan bahwa pengguna smartphone umumnya merasa stres dan takut ketinggalan pembicaraan atau berita teranyar.
Survei lain oleh SecurEnvoy mengklaim sebanyak 70 persen perempuan menderita nomophobia, lebih banyak dibanding pria yang berjumlah 61 persen. Belum jelas kenapa perempuan lebih banyak stres jika berjauhan dengan smartphone mereka.
Bagaimana Menyembuhkannya?
Seperti kecanduan merokok, nomophobia bisa sembuh melalui keinginan kuat penderitanya. Sebisa mungkin hindari menggunakan ponsel ketika berada di kamar mandi atau menyetir. Kurangi intensitas menggulir timeline media social dan melihat pemberitahuannya.
Bagi Anda yang sedang cuti, tak perlu mengkhawatirkan e-mail bisnis yang masuk. Ada baiknya mengganti smartphone dengan ponsel biasa. Ambil liburan di tempat yang indah tanpa koneksi internet selama beberapa waktu dan letakkan smartphone Anda di dalam lemari.
0 komentar:
Post a Comment